Hari mulai berganti tapi mengapa semua yang terjadi tetap sama seperti ini. Tak bisa dijelaskan. Kemudian mulai sambungkan bahasa batin dan hati, untuk bebicara pada Tuan yang tak kunjung berkabar.
Setelah beberapa hari dan tengah malam tiba, Tuan datang dengan penuh senyuman. Menyapaku bagai hendak pulang kepangkuan. Memelukku erat seakan tahu butir butir airmata yang kukirim lewat hujan. Mengelus-elus kepalaku seakan menyuruh "beristirahtlah di pundakku".
Ntah sampai saat ini mengapa hanya ada kamu yang aku lihat. Seakan semua sama saja. Terasa cinta itu pekat namun biadab. Maaf aku kasar, sudah biasa melawan kekasaran perlakuan para jantan. Tiada yang spesial, cuma kamu yang sempurna meski meninggalkanku tanpa sebuah pesan.
Aku bosan disini. Kadang aku lelah. Mengalami percintaan yang sengit. Kadang aku merasa tak berharga, habisnya mereka memperlakukanku seperti pilihan saja. Kadang hanya datang karena butuh hiburan. Kadang datang hanya ingin bercumbu semalaman. Ntah ini hanya pikiranku saja. Aku makin merasa kecil. Seperti tak ada yang istimewa. Memang tidak ada. Tidak ada yang sepertimu. Yang bisa memperlakukan dengan baik. Menyayangi sepenuh hati. Datang cepat ketika membuat janji. Mengapa yang seperti kamu hanya satu? Kenapa Tuhan tidak menciptakan banyak, hingga aku tidak merasa kecewa berkali-kali.
Aku rindu ingin bertemu, meski hanya dalam imajinasi dan mimpi. Semoga semua rasa ini abadi. Hingga kita bertemu lagi dilain hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar