Helloooo everybody... This is my story. Happy reading! :)

Rabu, 13 Januari 2016

Abu-abu Kelabu.

Gelap tak berpenghuni. Kosong bagai mati. Hilang bagai tak kembali. Bagai berlayar tak berarah. Berlayar ditengah ombak badai dan petir. Kilat menghiasi amarah. Hanya diam namun dalam hati setan. 

Apa ini? Ntah... 
Mungkin hanya halusinasi nakal. Yang suka menghantui tak bermanusiawi. Membuat pikiran hancur berantakan. Menangis tapi tak berair. Menjerit di kekosongan. Berat rasanya menopang. Seakan tak ingin bersua, memendam lebih mulia.
Aku tak tahu ini apa...
Pusing seperti melayang ditengah badai. Kadang aku bagai petir dalam hujan, menghancurkan warna pelangi. 

Ternyata ini hanya Dejavu. Ia ingin memberi salam diawal tahun. Ia hanya ingin mengingatkan apa saja yang sudah ku lewati.
Saat berat untuk menopang...
Malas untuk melangkah...
Menangis sepi dikeramaian...
Sebatangkara tak peduli...
Kecil bagai tak berarti...
Lalu lupa diri...

Kini semua itu cuma sisa-sisa kenangan, walau pahit tapi bisa dijadikan pelajaran. Meski kadang suka terulang dipikiran. Mungkin itu hanya teguran. Rasa sensitive membuat buta rasa. Ternyata itu hanya mengajarkan kesabaran, diam namun mulia. 

Setiap orang pasti tumbuh menjadi dewasa...
Menjadi lebih baik.. 
Kejadian pahit dimasa silam hanya akan menjadi kenangan, tertulisan dengan tinta hitam. Hitam namun indah. Karena selalu ada sisi keindahan walau itu buruk. Selalu ada pelajaran dibalik kesalahan. Selalu ada kesuksesan yang tertunda dibalik kegagalan. 


Tidak masalah.

Semua cuma sisa kenangan. Sisa tinta hitam. Sisa pengalaman. 
Yang memberikan salam.
Yang bermain-main ke pikiran. Karena hidup tak selamanya bahagia. Dan tak selamanya engkau bahagia dalam hidup. Mereka saling melengkapi, dan itulah mengapa warna hitam-putih selalu juara dikalangan seniman. Walau tercampur bagai warna abu-abu. Walau kadang asbtrak, namun terkadang terlihat silver mengkilat. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar