Sambil berjalan di sudut kota. Ramai penuh canda. Tapi terkadang tawa membawa airmata. Lupa semua hanya panggung sandiwara. Mencoba memaafkan dan melupakan kecewa yang sesak dalam dada.
Aku seorang gadis biasa, bahkan jauh dari sempurna. Yang senang merias bibir dengan merah merona. Mencoba memperbaiki diri dan membalut sebagian tubuhku yang tergores luka dan berlumur darah untuk berangkat kerja. Memikul beban sendiri yang padahal tak seberat baja.
Mencoba diam dan mengukir kata diatas langit yang selalu berbintang. Walau dominan gelap namun masih terang. Bersenda gurau ditengah malam. Mengadu pada Sang Maha Pencipta. Menangis rindu mengeluh manja. Merendah mengecil. Tersipu malu dan senyum penuh percaya.
Hingga waktu malam habis dan aku kembali menjalankan perjuanganku. Walau letih namun tak ingin henti.
Meski burung banyak berkicau ku tak peduli. Walau kekasih mengkhianati ku tak sedih.
Lalu sore tiba mengantarkanku pulang kerumah bersama senja dilangit yang selalu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar